Posted by : Unknown Oct 6, 2010

Masih ingatkan cerita sebelumnya. Nah ini adalah lanjutan perjalanan anak MoDiPAla di Bulu' Kapire Barru. Mau tau tidak? (Ya maulah, soalnya cerita sebelumya asik juga...hehehe). Ok, cerita seperti ini:

Long time ago...(Preeeettt, ini sejarah zaman apa? Pake bahasa Bugis lagi,biasa saja bro). Sorry...sorry...sorry.
Pagi itu, kira-kira pukul 06.30, anak2 sudah selesai packing. Dengan hati2 kami semua turun dari tebing yang tak mungkin kita lupakan itu. Tebing itu kami namai tebing buntu mdpl 1030 (Apa itu 1030?). Itu adalah ketinggian 1030 meter di atas permukaan laut diukur pake GPSnya kk Syam yang belum dikalibrasi (Heheheh pissss kk Syam).

Ok lanjut...
Kami turun dari bukit itu dengan berjalan perlahan sambil berpegang pada tanaman di sekitar, takut terjatuh berguling2 kayak batu yang kami injak. Si kindy yang tadi malam sudah kehabisan power berkata: Cepat kk Mala sy mau meluncur ke bawah (Dasar anak TK mau main luncur lagi). Auwwwwwww atiiit (Kayak suara perempuan...) Siapa yah? Aku coba mencari suara orang itu (Perasaan anggota rombongan tidak ada cewek). Aku menoleh ke blakang ternyata Mala yang meringis kesakitan, kakinya terkena bulu halus tanaman yang sakitnya minta ampun (Kamu pernah kena juga?) Ya tadi malam.

Smangat Mala ayo jalan, tahan rasa sakitnya jangan digaruk nanti tambah parah...(Iya ayo jalan kamu kan laki2, hehehehe pisss Mala). Perjalanan pun berlanjut sampai tiba di suatu tempat yang landai. Di tempat itu teman2 istirahat. Sang navigator pun kembali memeriksa jalan menuju tempat yang dijanjikan itu, bisa dikatakan dream land (Kyk one piece).


Apaji anak mudayya telermi seng....heheheh

Perjalanan pun dilanjutkan setelah mendapat perintah lansung dari BC, navigator kami. Tak lama kemudian kami tiba di tempay yang ada batu besar. Sepintas terlihat tempat itu bukan sebuah jalan, tapi klo dilihat dengan seksama tempat itu adalah sebuah jalan setapak. BC pun berkata klo ini adalah jalan umum yang sering dilalui pendaki dan penduduk sekitar menuju Lanana (Dream land bd').

Dengan banyak bicara kami pun melanjutkan perjalanan lewat jalan setapak itu. Awalnya sih agak landai tapi beh jalan mulai menanjak naik (Manrasami anak2ka, baru turun gunung naik gunung lagi). Terdengar Aghas di depan mengumpati pacet yang menjamah tubuhnya...hehehe si pacet lagi senang ada darah segar yang diisap. Ku coba periksa badanku eh ternyata sudah ada 3 ekor pacet mulai merayap dari kaki celanaku mencari daerah mana yang mau diisap. Aku coba memeriksa bagian dalam bajuku, preeeet di situ sudah ada pacet yang badannya sudah menggumpal kekenyangan, akupun menariknya dan melemparnya, dasar pacet racun. Si Aghas terus marah2....hehehe (Biarkanmi sambil beramal, donor darah).


Ini dia pacetnya (Geli n serem)

Perjalanan pun agak terhambat gara2 si pacet yang kelaparan, melompat dari balik tanaman, tiap beberapa detik kami semua berhenti memriksa badan kami. (Jangan sampai masuk ke daerah terlarang hehehehe).

Aku tak tahu pasti sudah berapa lama kami berjalan menyusuri jalan setapak ini, seolah jalan ini tak ada ujungnnya. Rasa lapar dan haus mulai menyerang, aku agak pesimis bisa tidak sampai di tujuan. Aku tak sanggup lagi membawa tas carrier yang berat itu (Nyerah ya kasian...sini saya bantu). Terlihat kelelahan di raut wajah temanku yang lain. Bahkan si Mala yang perkasa sudah berkata untuk balik turun ke bawah....(Ayo Mala semangat tinggal 2 hari lagi hehehe).

Ntah dari mana tenaga itu kami pun terus berjalan. Sang navigator pun berkata sambil menunjuk ke depan: itu Lanana sudah di depan tinggal 2 hari lagi kita sampai (Busyet serius lo?) Bercandaji.

Akhirnya dengan semangat 45 kami pun berhasil mencapai tempat yang landai (Artinya sampaimi Lananan?) Belumpi, tapi jalan ke sana tidak mendakimi lagi. Aghas pun berteriak pertamax di susul saya keduax dan BC ketigax, nddak tau yang lain bemana...

Kami pun menyusuri tempat landai tersebut mencari sumber air untuk diminum. Tak lama kemudian kami menmukan sungai. Brrrrrrr segar...rasa haus itupun hilang disiram segarnya air pegnungan. Kami pun lanjut berjalan melewati lebatnya semak- semak. dan
....jnjreng....jrenngg....tdedet....tedettttt...

Dream land, tanah yang dijanjikan itu sudah ada di depan mata kami, para anak yang di bilang pencinta alam. Subhanallah terhampar di atas ketinggian 875 m dpl berbentuk tanah lapang. di bagian timur di batasi jurang yang menganga, di sana kita bisa melihat perkampungan yang agak tertutup kabut. Di sebelah timur mengalir sungai kecil yang jernih dan dingin. Di dekat tebing curam terihat air terjun yang begitu indahnya. Sungguh tempat yang luar biasa, rasa lelah seolah sirna begitu saja. Kami pun menikmati keindahan itu dengan suka ria. Berikut foto2nya:










Lewat tengah hari kami pun meninggalkan lokasi, hujan pun turun menandai kepergian kami (Ciye).


Waduh singgah foto tidak ngajak...

Demikianlah perjalanan kami di Lanana Barru...salam (oeeeee bagaimana perjalanan pulang?) endak usahmi saya cerita, tidak adaji rintangan bela....hehehe.







Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © ammankun blog -